Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Sunday, 16 May 2010

Pendekar Berjilbab Putih Part 3

Mereka sudah menunggunya saat pendekar berjilbab putih itu tiba. Seperti biasanya, Meydia tampak cantik dibalut jilbab putih dipadu dengan jubah dan celana panjang putih abu-abu, di pinggangnya tampak mengikat erat selendang biru muda berjuntai. Pedang yang terselempang di punggungnya menggambarkan ia bukan pendekar biasa. Tangan kanannya memegang erat sebuah tongkat berukuran sepundak dari tubuhnya. Ia sengaja membawanya agar tak melukai lawan-lawannya dengan pedangnya.

“Akhirnya kau datang juga” Ujar mereka membuat Meydia tersenyum tipis.

“Seorang pendekar muslimah sepertiku pantang ingkar janji, apa mau kalian sekarang? Bertarung denganku?” Tanya Meyda langsung.

“Hahaha kau yang mengundang kami kesini bukan?”

“Ya, aku harus membuat perjanjian dengan kalian”

“Ada perjanjian? Apa sama-sama menguntungkan, hahahaha.” Mereka tertawa bahak tampak senang. Wajah-wajah jahat itu memandangi Meyda.

“Kalian harus meninggalkan dusun ini.” Ucap Meyda tenang.

“Apa? Meninggalkan dusun ini? Hahaha.” Terdengar lagi gelak tawa mereka seolah apa yang diucapkan Meydia baru saja adalah lelucon.

“Bagaimana jika kami tidak mau?” Goda mereka dengan seringai nakal

“Maka aku akan memaksa kalian” Meydia menarik kaki kirinya membentuk kuda-kuda. Semilir angin malam di terangi cahaya bulan membuat Bukit Rejosari tempat Meydia berpijak terang benderang.

“Wow, ada yang akan menghajar kita rupanya, kau ingin pertarungan seperti apa? Satu lawan satu?”

“Jangan membuang waktuku, aku bisa mengusir kalian semua sekaligus” Teriak Meydia lantang.

“Jangan sombong gadis cantik!! Hiyat…”

Laki-laki bertubuh jangkung tampak gusar dan segera menyongsong meydia dengan tangan terkepal mengandung kekuatan. Meydia yang sedari tadi sudah bersiap dalam satu kali hentakan sudah melambungkan tubuhnya untuk menghindari serangan lawan. Dalam sekejab tubuh ringannya mendarat membelakangi sang lawan yang geram mendapati serangannya menghantam angin kosong belaka.

Meydia memutar tongkatnya kebelakang untuk menangkis pedang lawannya yang sudah terhunus dan seketika pedang itu terlempar diiringi pekikan kesakitan dari pemiliknya. Melihat temannya berlutut sambil memegangi tangannya, kelima lainnya tanpa basa-basi segera menyerang juga dengan pedang yang terhunus dan tampak berkilauan terkena sinar rembulan. Meydia segera menyiapkan jurus tongkat harimau. Seketika ia garang memainkan tongkatnya, sekali-kali tubuhnya berputar keatas dan mendarat kembali dengan tongkatnya yang juga sigap melakukan serangan. Tak membutuhkan waktu lama untuk membuat musuh-musuhnya kesakitan dan harus mengakui kekalahan mereka.

Pemimpin mereka yang sedari tadi menonton meski dilanda khawatir tetap berkelebat menyerang Meydia, gadis cantik itu memiringkan tubuhnya 90 derajat sebelum kemudian menendang tubuh lawan dengan kekuatan tidak penuh namun cukup membuat sang lawan terpental beberapa tomdfhhbak.

“Pergi kalian dari sini, jangan paksa aku membunuh kalian” Gertak Meydia, dan cukup membuat mereka tertatih-tatih membawa lari tubuh mereka yang lebam.

Sepasang mata mengawasi dari balik rimbunnya pohon, berdecak kagum atas kepiawaian Meydia menghajar lawan-lawannya. Sebelum akhirnya menyaksikan Meydia telah meninggalkan tempat itu dengan ilmu meringankan tubuhnya .

Bersambung

2 comments: