Namanya memang tidak pernah di muat di surat kabar atau di media apapun, wajahnya mungkin tak banyak orang yang mengenal. Tapi bagi puluhan anak yang tinggal di sekitar rumahnya , nama itu akan terus hidup dalam ingatan mereka, bahkan InsyaAllah setiap mahluk akan bertasbih , memohonkan ampun dan rahmat baginya.
Sangat sederhana, begitulah gambaran keseharian ibunda dua anak ini, hidup di pinggiran kota Batam, mengabdikan diri untuk mengurus suami dan kedua anak kandungnya , lalu apa yang istimewa?
Ini menjadi istimewa jika di pandang oleh orang -orang yang istimewa, ketika syarat wajib untuk memasuki Sekolah Menengah Pertama yaitu ijazah kelulusan TPA anak-anak tetangga di sekitar rumah tertolong oleh tangan sederhana beliau. Beliaulah tokoh yang ingin saya muat di blog saya ini.
Bermula dari keinginan sederhana , kepedulian terhadap anak-anak sekitar yang tidak memiliki kegiatan yang jelas sepulang dari pendidikan formal mereka, dan akhirnya berkumpulah mereka, belajar mengeja huruf Al Qur'an dengan biaya nol rupiah tentunya karena memang anak-anak ini berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Mengapa tidak di daftarkan saja menjadi TPA, bukankah murid-muridnya sudah mencapai cukup, bukankah pemerintah kota Batam sudah sangat memperhatikan kesejahteraan para guru? begitu sekelumit tanya yang mampir di benak penulis karena memang banyaknya murid beliau sudah mencapai 21 orang.
"ribet ngurus surat-suratnya, biarlah begini saja, saya lebih bisa konsentrasi mengurus rumah juga" begitulah jawaban sederhana beliau.
Dan memang perjuangan beliau tidak sampai di situ saja, ketika ijazah kelulusan anak didiknya merupakan syarat wajib yang harus di sertakan dalam memasuki pendidikan formal, maka wisuda menjadi hal yang wajib di ikuti, lalu bagaimana caranya? dan alhamdulillah ada TPA yang bersedia menyertakan anak-anak tersebut dan tentu saja beliau harus sedikit mengeluarkan biaya untuk mereka. :)
Dwi Astuti, itulah nama beliau sejak tahun 2002 telah mengajar di rumah sederhananya di Sekupang, Batam, InsyaAllah setelah ini akan tumbuh banyak generasi-generasi yang peduli terhadap kemuliaan ahlak di lingkungannya , memperjuangkan cahaya dakwah di tengah kegelapan yang nyaris menutupi belahan bumi.
Dan terakhir, penulis ingin menorehkan nama-nama yang sama dengan beliau yang merupakan murrabiah penulis sendiri yaitu Fitri Putri Jelita dan Umi Umar , Jazakillah khairan katsira Ukhty dan Umi, semoga Allah melimpahkan rahmat dan cinta Nya pada kita semua.
Rosulullah bersabda : Khairunnas yanfa'u linnaas (Orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain).
Ketika mendengarkan nasyid berikut penulis terkenang beliau, juga murabbiah lainya, betapa perjuangan mereka membangun generasi Rabbani di bumi dan di Batam khususnya hanya berlandaskan cinta kepada Ilahi Insya Allah. Subhanallah :)
Sang Murabbi
[ Izzis - Izzatul Islam ]
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu
Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu
Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu
Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati
Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani..
Sangat sederhana, begitulah gambaran keseharian ibunda dua anak ini, hidup di pinggiran kota Batam, mengabdikan diri untuk mengurus suami dan kedua anak kandungnya , lalu apa yang istimewa?
Ini menjadi istimewa jika di pandang oleh orang -orang yang istimewa, ketika syarat wajib untuk memasuki Sekolah Menengah Pertama yaitu ijazah kelulusan TPA anak-anak tetangga di sekitar rumah tertolong oleh tangan sederhana beliau. Beliaulah tokoh yang ingin saya muat di blog saya ini.
Bermula dari keinginan sederhana , kepedulian terhadap anak-anak sekitar yang tidak memiliki kegiatan yang jelas sepulang dari pendidikan formal mereka, dan akhirnya berkumpulah mereka, belajar mengeja huruf Al Qur'an dengan biaya nol rupiah tentunya karena memang anak-anak ini berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Mengapa tidak di daftarkan saja menjadi TPA, bukankah murid-muridnya sudah mencapai cukup, bukankah pemerintah kota Batam sudah sangat memperhatikan kesejahteraan para guru? begitu sekelumit tanya yang mampir di benak penulis karena memang banyaknya murid beliau sudah mencapai 21 orang.
"ribet ngurus surat-suratnya, biarlah begini saja, saya lebih bisa konsentrasi mengurus rumah juga" begitulah jawaban sederhana beliau.
Dan memang perjuangan beliau tidak sampai di situ saja, ketika ijazah kelulusan anak didiknya merupakan syarat wajib yang harus di sertakan dalam memasuki pendidikan formal, maka wisuda menjadi hal yang wajib di ikuti, lalu bagaimana caranya? dan alhamdulillah ada TPA yang bersedia menyertakan anak-anak tersebut dan tentu saja beliau harus sedikit mengeluarkan biaya untuk mereka. :)
Dwi Astuti, itulah nama beliau sejak tahun 2002 telah mengajar di rumah sederhananya di Sekupang, Batam, InsyaAllah setelah ini akan tumbuh banyak generasi-generasi yang peduli terhadap kemuliaan ahlak di lingkungannya , memperjuangkan cahaya dakwah di tengah kegelapan yang nyaris menutupi belahan bumi.
Dan terakhir, penulis ingin menorehkan nama-nama yang sama dengan beliau yang merupakan murrabiah penulis sendiri yaitu Fitri Putri Jelita dan Umi Umar , Jazakillah khairan katsira Ukhty dan Umi, semoga Allah melimpahkan rahmat dan cinta Nya pada kita semua.
Rosulullah bersabda : Khairunnas yanfa'u linnaas (Orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain).
Ketika mendengarkan nasyid berikut penulis terkenang beliau, juga murabbiah lainya, betapa perjuangan mereka membangun generasi Rabbani di bumi dan di Batam khususnya hanya berlandaskan cinta kepada Ilahi Insya Allah. Subhanallah :)
Sang Murabbi
[ Izzis - Izzatul Islam ]
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu
Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu
Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu
Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati
Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani..
Wah Tokohnya kayak namanya kayak nama ibuku...
ReplyDeleteBtw Areyou Bingung, itu TPA kan buat TK ya??? Kok bisa masuk buat SMP ?? Bingung
TPA beda ma TK atuh mas :)
ReplyDeletejadi di Batam, syarat wajib memasuki SMP harus udah pernah wisuda di Taman Pendidikan Al Qur'an ;)
wah... TPA2 di batam memang perlu perhatian nih...
ReplyDeletenamun perhatian itu mengarah pada kesadaran orang2 untuk belajar di TPA.
salam kenal ya... tante... dari haitsam shiddiq di http://shiddiqblog.com