Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Thursday, 4 June 2009

Episode Syukur # 1

by Tiny

Mataku tak lepas memandangnya, ya tak beranjak dari memperhatikannya, kecuali hanya kedipan mata yang memang tak sanggup ku tahan. Aku sudah sangat lama mengenalnya, sejak pertama aku tinggal di rumah ini, teriakan-teriakan itu memembuatku mengenal keluarga tempatnya tinggal. Teriakan-teriakan itu memanggil namanya, aku tau jika teriakan sekeras itu, tentu lagi-lagi ia membuat masalah. Tapi entahlah, aku tak tertarik mengetahui apa masalah nya, karena bagiku itu pasti akibat kenakalannya sebagai anak-anak dan biasanya orang tua memang begitu jika menerima akibat kenakalan anak-anak. ya khan?

Jika sekilas memandangnya , tentu dia tak berbeda dari anak kecil kebanyakan, bermain dengan kenakalan-kenakalan yang serupa, aku memperkirakan usianya 12 tahun , seharusnya ia sudah menginjak kelas 6 SD bukan? tapi dia tidak seberuntung itu,

kenapa?
aku sempat bertanya kepada saudaraku yang memang sudah menetap di sana sekian lama.

Karena si kecil itu mempunyai keterbelakangan mental. Ya benar, hingga se usia itu ia masih belum bisa di beri pengertian tentang banyak hal, bahkan ia masih sering ngompol pada saat tidur. Terkadang aku tidak percaya pada kenyataan atas apa yang ku dengar, karena jika sekilas di lihat si anak benar-benar tidak memiliki kekurangan itu kecuali sewajarnya yang kulihat selayaknya anak-anak lain.

Aku berfikir...

Jauh ke depan aku berfikir tentangnya, mungkin sekarang pendidikan memang tak penting baginya, karena sejujurnya ia belum mengerti apa manfaatnya untuk masa depan. Tapi bagaimana jika ia telah mulai dewasa dan membutuhkannya? Ah.. bukankah sekarang semua orang memvonisnya sebagai anak yang mempunyai penyakit keterbelakangan mental.

Ya memang, siapa yang tau yang akan terjadi di kemudian hari, apakah ia akan tumbuh menjadi seorang gadis yang menarik perhatian, atau dia tetap akan menjadi gadis yang terkungkung dalam sifat kekanakannya.

Tapi apapun itu, kita memang tak bisa melepaskan diri dengan apa yang telah Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS 6:59)

Maka apa yang kita alami sekarang, seberapa buruknya yang kita alami sekarang hendaknya kita selalu berkaca pada kehidupan lain yang terhampar di setiap belahan bumi, hingga setiap episode-episode yang kita lakoni menjadi sebuah episode syukur untuk kita.

Alhamdulillah , thanks Allah.

Batam, 5/06/09

2 comments: