Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Sunday, 22 November 2009

Mogok Kerja

By : Tiny

"Kadang rasa nyaman yang kita rasakan memaksa kita untuk melupakan penderitaan orang lain" (Tini 17-20 November 2009)


Setelah semalaman berfikir , aku memutuskan untuk bergabung dengan karyawan yang mengadakan tuntutan ini, yaitu menuntut perusahaan tempat kami bekerja untuk mengeluarkan Manager HRD & Asst Manager Production, aku fikir aku harus menjadi diriku sendiri, melawan segala rasa takut, bukankah berperang melawan musuh-musuh Islam yang menjadi syahidah adalah cita-citaku, meski sekarang yang kami tuntut untuk keluar dari perusahaan tempatku bekerja bukanlah musuh Islam, tapi secara garis besar penindasan dan arogansi mereka seolah-olah pemegang tampuk kekuasaan dan perlakuannya terhadap karyawan adalah tindakan yang menyalahi aturan Islam. Tidak ada sikap lembut yang di ajarkan Rosulullah dalam memimpin, kritik tentang teladan terhadap Rosulullah tentunya lebih tepat untuk Asst Manager Pdtn sebagai pemeluk agama Islam yang taat, lalu bagaimana untuk Manager HRD? he he beliau saja tidak beriman atas adanya Rosulullah :p alias pemeluk agama berbeda.

Berada di tengah-tengah orang yang mogok kerja dan bisa mendengar keluhan mereka secara langsung, mengajarkanku untuk mengerti bagaimana rasanya memendam rasa sakit hati sekian lama, dan saat harus meneteskan air mata kala harus di hadapkan pada kata-kata yang melukai perasaan mereka, dan keyakinanku tumbuh, bahwa aku berada di tengah –tengah mereka adalah pilihan yang tepat, tidak perduli bagaimana orang-orang yang tidak menyukaiku memandang sinis kearahku, siap dengan segala resiko yang harus ku hadapi termasuk kehilangan pekerjaan ini, Demi Allah aku akan memperjuangkan ini, memperjuangkan hak-hak orang yang mereka anggap berada pada kasta terbawah, dan Demi Allah aku tidak bisa duduk mengerjakan pekerjaanku di atas sana seolah-olah tidak tau apa yang tengah terjadi, menutup mata untuk memelihara segala aib dan penyakit di perusahaan ini

Hari ini tidak membuahkan hasil, management tetap pada pendiriannya untuk tidak mengabulkan tuntutan kami meski begitu tekad kami tetap bulat, saat aku berusaha bertanya kepada salah satu di antara mereka tentang apakah ada pilihan lain selain mengeluarkan kedua orang besar di perusahaan tersebut? Mereka langsung menjawab “tidak, tidak ada pilihan lagi” ah terlalu dalam luka mereka, dan di bawah teriknya mentari dan Alhamdulillah masih terlindungi oleh rindangnya pohon-pohon, di sanalah aku menyatu dengan mereka, membicarakan banyak hal tentang luka-luka mereka, berusaha memahami banyak hal, menyayangkan sikap kedua orang yang kami tuntut, bahwa pemimpin sangat berbeda dengan bos, dan pemimpin tidak boleh menjadi bos, meski pada hari itu menyisakan rasa pusing yang cukup mengganggu kesehatanku tapi aku harus bertahan perjuangan ini masih sangat panjang.

Untuk teman-teman dari Sales Dept , aku salut dengan dukungan kalian , ketetapan hati kalian meski atasan dari Singapore tidak mendukung dan sempat memberi himbauan tegas. Terima kasih untuk atasanku sebagai sahabatku yang sudah sangat mendukungku, untuk sahabat-sahabatku yang tidak bisa mendukung secara langsung namun sudah memberi semangat atas perjuangan ini, Jazakumullah khairan jaza, semoga Allah melindungi hati-hati kami dari dendam berkepanjangan, membersihkan hati-hati kami untuk menjadi hamba-hamba yang pemaaf, amin.

Tanggal 17/11 dan 18/11 hujan mengguyur kami , benar-benar membuat kami harus melawan segala rasa dingin yang menyerang, benar apa yang terjadi ini tak akan ku lupakan seumur hidupku, di mana aku bersama ratusan orang lainnya di uji kesabaran untuk bertahan.Ah rasannya aku ingin menangis, begitu terlukannya perasaan ini, kegagalan memang yang sangat menyakitkan, tapi biarlah ini menjadi pengalaman sangat berharga. Berjuang memang membutuhkan banyak pengorbanan, dan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Hari kedua mogok kerja saat hujan mengguyur, barisan kami kocar-kacir dan karena kami tidak di izinkan masuk ke area perusahaan , akhirnya kami menuju arah timur, saat berada di depan perusahaan sebelah kami di izinkan berteduh di area parkir mereka dan subhanallah do’a dan ucapan terima kasih yang terdengar . Namun juga selaras dengan hujatan betapa rasa kemanusiaan managemen perusahaan tempat kami bekerja sudah mati.

Hari ketiga mogok kerja hujan deras lebih parah mengguyur, ada para atasan dari Singapura saat itu, dan betapa dengan sendirinya mereka para managemen di negara berbudaya timur ini menunjukan bahwa mereka adalah tidak memiliki rasa belas kasihan, ada air mata yang benar-benar mengalir saat itu, saat kami tidak di izinkan lagi berteduh di perusahaan sebelah, dan akhirnya dengan seadannya kami bersatu, bertahan di depan gerbang, membiarkan diri basah kuyub, dan mereka di dalam sana menyaksikan, siapapun itu mereka menyaksikan, dan ribuan pertanyaan mampir di benak ku, apakah managemen hanya seorang HRD? Atau mereka terdiri dari para manager lainnya. Apakah benar pembelaan mereka terhadap orang yang sudah di anggap ratusan orang ini tidak berhati mulia membutakan mata hati mereka hingga tidak perduli.

“Dan do’a orang yang terzalimi di ijabah oleh Allah” semoga tidak ada do’a buruk yang meluncur untuk mereka.

Maafkan aku , karena aku sempat putus asa dan menghakimi kalian, sahabat-sahabat yang mendukung kami di dalam, aku tau hati kalian menangis, aku tau kalian ingin berbuat terbaik , namun keterbatasan membuat kalian tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya satu yang ingin ku sampaikan, jika setelah ini terjadi lagi hal yang sama, maka lakukan sesuatu yang terbaik.

“dan membutuhkan jiwa besar untuk menerima kegagalan, untuk 350 orang yang sempat bersamaku bersabarlah kawan, kegagalan kita kali ini akan membawa kita pada keberhasilan di masa mendatang"



No comments:

Post a Comment