Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Friday, 21 May 2010

Waspada atau Buruk Sangka

Azan Magrib sudah berlalu setengah jam-an yang lalu. Kabut kelam mulai membungkus hari pada 21 May 2010 ketika kami melangkahkan kaki meninggalkan Rumah Sakit Budi Kemulyaan (RSBK) selepas menjenguk Mbak Lis tercinta. Status kami yang belum bersuami (bukan promosi ya :p ) memaksa kami untuk memutuskan bahwa biarlah kami sendiri saja menempuh perjalanan jauh menjangkau tempat berteduh alias pulang ke rumah.

“Simpang jam?” Tawarku pada pemilik taksi berplat resmi dibalas dengan tawaran harga yang mungkin lebih tinggi dari biasanya, dan kami menyetujuinya.

Tak kusangka di tengah perjalanan menuju Simpang Jam, kedua sahabat baikku yang Chinese ini justru membuatku bingung atau lebih tepatnya takut dengan penjelasan mereka bahwa mendapatkan taksi ke arah Sekupang bukanlah hal mudah. Pernyataan ini bukanlah tanpa sebab, telah berulang kali mereka merasakannya ketika hendak ke kantor pada hari libur.

Lili telah berpamitan lebih dulu sebelum taksi yang membawa kami sampai di Simpang Jam, karena rumahnya berada di bilangan Baloi. Tinggal aku dan Juju yang memiliki arah rumah yang juga berbeda, tapi yang jelas Simpang Jam adalah titik yang memisahkanku dengannya. Ia tinggal di Batam Centre dan aku di Sekupang.

Tawaranya untuk menemaniku hingga mendapatkan taksi kusambut dengan gembira. Dan tak berselang lama ketika akhirnya aku mendapatkan taksi yang sudi mengantarkanku pulang ke rumah. Mungkin sebab kalimat bahwa mendapatkan taksi untuk ke Sekupang tidak mudah membuatku lupa bahwa memilih taksi berplat hitam alias tidak resmi sangat membahayakan untuk seorang gadis yang berpergian sendirian.

Mungkin pembaca bisa membayangkan bagaimana rasa takut yang kuderita, ketika kemudian taksi yang kutumpangi mendapatkan tiga penumpang yang kesemuanya laki-laki. Aku rasanya ingin menumpahkan kemarahan pada adik laki-lakiku satu-satunya yang menolak menjemputku, karena alasan jauh. Dan pembaca pasti juga tau bagaimana asma Allah begitu lekat diseluruh aliran darahku.

Jika aku benar-benar pendekar berjilbab putih mungkin aku tidak perlu setakut ini atau mungkin bisa bertingkah galak ketika laki-laki asing disampingku terkadang memandangku dengan pandangan yang kupersepsikan sebagai pandangan aneh.

Kejadian tragis yang menimpa mahasiswi sebuah universitas swasta tahunan lalu serasa jelas membayang dalam ingatanku. Dan benar yang kupikirkan hanyalah berburuk sangka pada ke empat laki-laki yang berada dalam satu mobil denganku.

Dan terlepas dari suasana menakutkan dengan ending aku aman, bukan melepaskanku dari kesalahan berburuk sangka meski alasannya adalah waspada. Semoga Allah mengampuniku, amin.

Teringat sebuah pesan dari Rosulullah, hendaknya seorang wanita tidak keluar rumah tanpa ditemani muhrimnya.

Lalu pelajaran berharga apa yang ingin anda sampaikan setelah membaca sedikit ceritaku di atas?

7 comments:

  1. Bukan cuma wanita yang gak ditemani muhrimnya aja yang dihantui ketakutan... wong aku aja sejak sering denger cerita pencopetan di angkot, kalo bersama beberapa cowok di mobil.. bawaannya curiga mlulu. Apalagi aku juga pernah hampir kecopetan orang gerombolan copet di angkot.

    ReplyDelete
  2. waspada dan buruk sangka emang dekat jarak nya...
    kita harus hati2 supaya tidak terjebak kepada buruk sangka..

    salam kenal ya...

    ReplyDelete
  3. @Zico, wah laki-laki takut juga ya hmmm tetep waspada.

    @Anonym, yap salam kenal juga . Makanya hindari berpergian sendirian :D

    ReplyDelete
  4. wanita harus di lindungi,,tetapi juga harus waspada pada diri sendriri..semua musibah tidak ada yang bisa menentukan bahkan meramal selain allah swt

    ReplyDelete
  5. @Pak Hendro, yup betul sekali, terima kasih kunjungannya :)

    ReplyDelete
  6. akhir2 ini banyak wanita yang dilecehkan.. semua wanita harus bisa menjaga dirinya.. kalau bisa karate atau ilmu bela diri lainnya lebih bagus lagi :)

    ReplyDelete
  7. @aan
    tini ngerasa kalau belajarnya diusia begini ada kata terlambat :D

    ReplyDelete