Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Saturday, 16 August 2008

CERBER : Miss Univers Berjilbab (episode 1)


Melati Patah Tangkainya

Terik mentari menyisakan hawa panas dalam kamar kost ku, kipas angin di sudut kamar yang sejak tadi bekerja keras mendinginkan tubuhku tak seratus persen berhasil, aku masih membantunya dengan buku coretanku yang sejak tadi juga ikut bekerja keras membuatku nyaman, tapi lagi-lagi aku harus mengeluh , dan hampir membuang jilbab yang menutup mahkotaku jauh-jauh, tapi segera ku singkirkan niatku , aku harus terbiasa dengan jilbab yang belum genap satu tahun ini menjadi pembantuku dalam menjaga diri dan tingkah laku. Kini aku beranjak mendapati gagang pintu kamar kost ku, ku intip di ruang tamu yang menjadi tempat anak-anak kost reuni tampak lenggang, “tumben, pada kemana mereka, padahal ini khan hari libur, ga biasanya sepi, apalagi hawa panas yang menyerangku ini biasanya terselesaikan oleh angin yang berhembus di ruang tamu” aku berjinjit mengemasi buku-buku kuliahku , menata ruang tamu untuk menyelesaikan beberapa tugasku, tapi belum sempat aku mengumpulkan konsentrasi penuh, tiba-tiba aku terlonjak kaget, oleh suara orang berlari menaiki tangga sambil menutup pintu dengan bantingan yang lumayan keras, “astaqfirullah, siapa sich, attitude nya kemana ni anak” aku ngedumel dalam hati “Hessa…” teriak ku ketika aku tau yang datang adalah sahabat kental ku , tak ada respon hanya wajah kusam yang tak pernah ku dapati padanya selama ini “aya naon” tanyaku heran, hanya diam jawabanya , tapi aku cukup paham sifatnya, 5 tahun bersamanya bukan waktu yang sebentar, aku tau kapan ia bisa di ganggu dan kapan dia hanya bisa di diamkan sampai akhirnya cerita sendiri.

Aku memandang punggungnya yang terguncang dalam tangisanya di atas ranjang tempat tidurnya, ku lirik pintu gerbang yang tidak sempat di kuncinya tadi, segera ku langkahkan kaki menggantikan kewajiban sahabatku ini, karena alasan keamanan yang beberapa kali kebobolan kami harus mengunci pintu gerbang rumah kost kami sertiap keluar dan masuk rumah. Pelan ku elus punggungnya “Hessa kenapa?” tanyaku dengan suara pelan, namun hanya isakan tangis yang ku dengar, beberapa menit lamanya aku hanya memandangnya penuh penasaran, namun bayangan tugas kuliah yang menumpuk berkelebat “hmm ya udah kalo Hessa belum mau cerita, Ifa ngerjain tugas dulu yach, Hessa istirahat aja, key” aku beranjak, namun langkahku terhenti ketika ku rasakan tangan dingin Hessa menggenggam erat tanganku “Fa…” suara seraknya memanggilku , aku memandang mata Hessa dengan pandangan teduh tanpa bertanya sesuatu “ Raka selingkuh… huhuhuhu” tangisan Hessa meledak , “hhhh” aku menarik nafas perlahan “Hessa tau dari mana?” tanyaku dengan nada pelan, “ tadi Hessa liat sendiri Fa, Raka jalan bareng cewek lain, sakit.. Fa, hiks hiks” aku menggenggam kedua tangan Hessa dan berhadapan “Hessa tau cewek itu siapa?” tanyaku masih dengan nada pelan “anak semester 1 FKIP English” jawabnya di barengi anggukan kepala “hmmm, dia bukan adek raka atau ponakanya atau saudaranya” ujarku berusaha meredam amarahnya, hanya gelengan kepala lemah yang ku dapati sebagai jawabanya.

Setelah menyuruhnya sholat dzuhur aku kembali berkutat dengan tugas kuliahku, masalah Hessa memecah konsentrasiku, aku tidak mengerti kenapa Raka menghianati kepercayaan kami, kepercayaan hessa tentunya, karena aku hanya sahabat Hessa yang juga menjadi sahabatnya, yang paling tidak aku mengerti adalah kenapa Raka menyakiti hati Hessa sang miss univers begitu kami memanggilnya. Hessa memang gadis yang berpenampilan high class menurut kami, selalu punya best performance, tapi bukan berarti sifatnya juga high sama sekali tidak , bahkan ia terkesan mudah akrab dengan semua orang , mudah berbagi alias tidak pelit, ini terbukti dengan kesediaanya membuka kedua tangan menerimaku menjadi teman satu kamarnya meski penampilan ku persis seperti pembantunya, setidaknya itu yang kurasakan meski tidak ada yang pernah mengucapkan kalimat itu. Selain berpenampilan high class, ada sebab lain kenapa kami memanggilnya miss univers, ya karena keinginanya menjadi miss univers, keinginan yang sama sekali tak pernah terlintas di benak ku. Lima tahun menjadi sahabatnya bukan berarti tak ada perseteruan, bahkan kami pernah tidak berbicara selama dua hari berturut-turut meski 48 jam tetap bersama-sama, tapi kembali pada prinsip untuk apa kami bersahabat, sejatinya kami saling menyayangi, meski kami tak pernah tau apakah persahabatan kami karena Allah.

Ku sentuh dahinya ketika aku melihat ia tampak pucat menjelang magrib “astaqfirullah , hessa sakit” keluhku aku segera menyiapkan tea hangat dan obat penurun panas, dan menyiapkan makanan yang apa adanya sisa makan siang kami, “Hessa bangun minum obat trus sholat dulu” ujarku pelan, hessa menggeliat pelan, “dingin Fa, Hessa ga sholat ga pa-pa yach, Allah khan Maha Tau kalo Hessa lagi sakit” sangkalnya , “Astaqfirullah, dan Allah lebih tau apa yang Hessa alami kalo Hessa masih bisa menunaikan kewajiban, ayolah non bangun dulu, Ifa tidak bisa toleran kalo Hessa meninggalkan sholat” bujuk ku, dengan malas ia meraih obat dan minuman yang ku sodorkan, tanpa bnerkata apa-apa Ia meninggalkanku menuju kamar mandi, aku hanya diam dalam renungan, dalam hal seperti inilah aku selalu bimbang, sebagai sahabat , sebisa mungkin aku harus menjaga sahabatku agar tidak semakin jauh dari Allah, tapi hak ku sebagai sahabat hanyalah sebagai sahabat, setiap keputusan kembali pada pribadi masing-masing, juga saat hessa berpacaran dengan Raka, untuk hal yang pribadi inilah aku tidak bisa menjadi orang yang protectif dan melarangnya, karena yang bisa kulakukan hanyalah mengingatkanya, dan terus mengingatkanya.

“Jika engkau tau seperti apa melati yang patah tangkainya, maka itulah aku sekarang, Raka itu tangkaiku sebagai melati dan dia telah mematahkan dirinya dari ku, siapa aku sekarang, hanya melati yang tak bertangkai dan tak sempurna” sempat kubaca sedikit diary Hessa, melanggar privacy memang, tapi aku tidak sengaja, Puisi cinta yang terluka, sang melati kehilangan tangkainya, raut wajah nya berubah muram, menjadi tugasku untuk menyemangatinya bahwa ada cinta melebihi cinta, yaitu Cinta pada Sang Maha Kuasa.
***

1 comment:

  1. Ini, setiap Rabu ada cerber baru di blog CANTIK SELAMANYA. Bagus deh.

    Judulnya "Nita Si Sekretaris".

    Lihat dulu dari episode satu, dua, tiga, baru keempat.

    Luar biasa, deh!

    ReplyDelete