Pertemuan Hati
Mungkin saja bisa di katakan inilah masa-masa kami bahagia, kedekatan Hessa dengan ikhwan yang aku tidak tau siapa namanya memang telah merubah sedikit banyak tingkah lakunya, aku tidak memerlukan banyak lagi persediaan kosakata untuk urusan sholat Hessa, awalnya aku ber suudzon bahwa Hessa berubah lantaran ikhwan itu, tapi segera ku tepis, aku yakin Allah menyayangi setiap hamba Nya, mungkin memang butuh ketidak ikhlasan karena Nya untuk menuju keikhlasan karena Nya amin. Aku sendiri, ya aku setidaknya harus mulai memikirkan tentang cintaku sendiri, kedekatanku dengan ikhwan yang punya senyuman manis itu, kadang aku harus menangis sendiri ketika aku tidak mampu lagi menahan gejolak kerinduan pada sang belahan hati, tapi lagi-lagi aku harus ber istiqfar, karena sebagai hamba yang Allah karuniai keimanan aku harus tau prosedur Islam dalam mengatur hubungan ikhwan dan akhwat aku harus mengandalkan kekuatan sabar sekarang, karena dengan ia aku bisa melumpuhkan musuh-musuh yang berusaha melemahkan keimanan ku , ku pasrahkan semuanya kepada Rabb’ ku yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Anfaal 66)
“Assalamu’alaikum” Syafira memandangku dengan senyum
“wa’alaikumsalam warrahmatullah wabarakatuh” aku membalas senyumanya “ada apa Sya?”
“ana harap ini adalah impian anti, Insya Allah” ia mengulurkan sebuah amplop berwarna pink
“kayak curat cinta” gumamku seperti pada diri sendiri
“memang surat cinta” suara Syafira terdengar menggodaku
“syukron”jawabku tersenyum tipis sambil memasukan amplop itu kedalam buku ku, aku berusaha menyembunyikan rasa penasaranku.
“ga di buka sekarang Fa?”
“nanti saja”
“owh ok, duluan yach Assalamu’alaikum” ujarnya sambil berlalu
aku mempersialahkan Syafira, dengan menjawab salamnya, segera ku langkahkan kaki ku menuju sebuah tempat, masjid kampus tujuanku, sekalian aku akan melaksanakan sholat dhuha dan membaca “surat cinta” yang aku tidak tau dari siapa, “Ya Rabb’ ku jagalah hati hamba MU amin”
Kepada Yth .........
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama Muhammad Shafwan Thabrani menginginkan anda Hayfa’ Rihana Nazahah untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan tetapi saya masih kuliah. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan atau meneruskan kuliah saya dan membiaya kuliah anda. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah dan yang pasti menjaga hati saya. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Saat menulis surat ini yang menjadi dasar bagi saya sangat banyak antara lain dalam Alqur’an dan Alhadist, semoga Allah menjaga hati kita amin
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nuur 24)
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Muhammad Syafwan Thabrani
(di kutip dari artikel : hanya manusia biasa)
Aku tergugu, ku lipat surat cinta yang begitu bermakna dalam hidupku untuk pertama kalinya itu, benarkah yang berkirim surat ini ikhwan yang punya senyuman manis itu, Ya Allah terimakasih atas limpahan rizki yang Engkau berikan pada hamba Mu ini, berilah petunjuk pada hamba Mu yang lemah ini ya Allah, amin.
Segera ku bersujud menyembah Nya, menyembah Tuhan yang memang layak dan harus di sembah, ku bersujud dalam istiqarahku, dalam munajatku.
Seperti Saran ikhwan yang punya senyuman teduh itu, Muhammad Syafwan Thabrani , akh Syafwan kami memanggilnya, aku sholat istiqarah sepanjang aku mampu melaksanakanya, satu minggu hampir berlalu, dan jawaban yang kudapat adalah menerimanya sebagai pendamping hidup dalam pernyempurnaan setengah dien adalah keputusanku, semoga Allah memberi barakah atas keputusan ini, karena Insya Allah ini atas dasar petunjuk Nya, petunjuk yang aku dapat setelah sholat istiqarahku, aku ikhlas.
Pertemuan hati dengan pangeran hatiku
Membuatku luluh dan membisu
Ku rangkai rindu pada kekasih hatiku
Ku berdo’a semoga Allah meridhai pertemuan hatinya dan hatiku
(untuk akhi yang punya senyuman manis, I will be right here waiting for you, with all my heart and misses oh my dear…)
aku tersenyum sendiri membaca diaryku , sejak kapan aku bisa menulis se romantis ini, menurut ukuranku ini memang sangat romantis, mungkin telah sejak lama, segera kusimpan teman baik ku ini, andai sang miss univers tau mungkin ia akan marah besar padaku , karena aku tidak mengajaknya berdiskusi untuk menentukan pilihan hatiku ini, tapi aku pasti akan membujuknya, setelah semuanya klik aku baru akan memberi tahukan nya, hitung-hitung surprise untuk nya dan aku harap kemarahanya nanti hanya sekejap.***
Mungkin saja bisa di katakan inilah masa-masa kami bahagia, kedekatan Hessa dengan ikhwan yang aku tidak tau siapa namanya memang telah merubah sedikit banyak tingkah lakunya, aku tidak memerlukan banyak lagi persediaan kosakata untuk urusan sholat Hessa, awalnya aku ber suudzon bahwa Hessa berubah lantaran ikhwan itu, tapi segera ku tepis, aku yakin Allah menyayangi setiap hamba Nya, mungkin memang butuh ketidak ikhlasan karena Nya untuk menuju keikhlasan karena Nya amin. Aku sendiri, ya aku setidaknya harus mulai memikirkan tentang cintaku sendiri, kedekatanku dengan ikhwan yang punya senyuman manis itu, kadang aku harus menangis sendiri ketika aku tidak mampu lagi menahan gejolak kerinduan pada sang belahan hati, tapi lagi-lagi aku harus ber istiqfar, karena sebagai hamba yang Allah karuniai keimanan aku harus tau prosedur Islam dalam mengatur hubungan ikhwan dan akhwat aku harus mengandalkan kekuatan sabar sekarang, karena dengan ia aku bisa melumpuhkan musuh-musuh yang berusaha melemahkan keimanan ku , ku pasrahkan semuanya kepada Rabb’ ku yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Anfaal 66)
“Assalamu’alaikum” Syafira memandangku dengan senyum
“wa’alaikumsalam warrahmatullah wabarakatuh” aku membalas senyumanya “ada apa Sya?”
“ana harap ini adalah impian anti, Insya Allah” ia mengulurkan sebuah amplop berwarna pink
“kayak curat cinta” gumamku seperti pada diri sendiri
“memang surat cinta” suara Syafira terdengar menggodaku
“syukron”jawabku tersenyum tipis sambil memasukan amplop itu kedalam buku ku, aku berusaha menyembunyikan rasa penasaranku.
“ga di buka sekarang Fa?”
“nanti saja”
“owh ok, duluan yach Assalamu’alaikum” ujarnya sambil berlalu
aku mempersialahkan Syafira, dengan menjawab salamnya, segera ku langkahkan kaki ku menuju sebuah tempat, masjid kampus tujuanku, sekalian aku akan melaksanakan sholat dhuha dan membaca “surat cinta” yang aku tidak tau dari siapa, “Ya Rabb’ ku jagalah hati hamba MU amin”
Kepada Yth .........
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama Muhammad Shafwan Thabrani menginginkan anda Hayfa’ Rihana Nazahah untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan tetapi saya masih kuliah. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan atau meneruskan kuliah saya dan membiaya kuliah anda. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah dan yang pasti menjaga hati saya. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Saat menulis surat ini yang menjadi dasar bagi saya sangat banyak antara lain dalam Alqur’an dan Alhadist, semoga Allah menjaga hati kita amin
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nuur 24)
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Muhammad Syafwan Thabrani
(di kutip dari artikel : hanya manusia biasa)
Aku tergugu, ku lipat surat cinta yang begitu bermakna dalam hidupku untuk pertama kalinya itu, benarkah yang berkirim surat ini ikhwan yang punya senyuman manis itu, Ya Allah terimakasih atas limpahan rizki yang Engkau berikan pada hamba Mu ini, berilah petunjuk pada hamba Mu yang lemah ini ya Allah, amin.
Segera ku bersujud menyembah Nya, menyembah Tuhan yang memang layak dan harus di sembah, ku bersujud dalam istiqarahku, dalam munajatku.
Seperti Saran ikhwan yang punya senyuman teduh itu, Muhammad Syafwan Thabrani , akh Syafwan kami memanggilnya, aku sholat istiqarah sepanjang aku mampu melaksanakanya, satu minggu hampir berlalu, dan jawaban yang kudapat adalah menerimanya sebagai pendamping hidup dalam pernyempurnaan setengah dien adalah keputusanku, semoga Allah memberi barakah atas keputusan ini, karena Insya Allah ini atas dasar petunjuk Nya, petunjuk yang aku dapat setelah sholat istiqarahku, aku ikhlas.
Pertemuan hati dengan pangeran hatiku
Membuatku luluh dan membisu
Ku rangkai rindu pada kekasih hatiku
Ku berdo’a semoga Allah meridhai pertemuan hatinya dan hatiku
(untuk akhi yang punya senyuman manis, I will be right here waiting for you, with all my heart and misses oh my dear…)
aku tersenyum sendiri membaca diaryku , sejak kapan aku bisa menulis se romantis ini, menurut ukuranku ini memang sangat romantis, mungkin telah sejak lama, segera kusimpan teman baik ku ini, andai sang miss univers tau mungkin ia akan marah besar padaku , karena aku tidak mengajaknya berdiskusi untuk menentukan pilihan hatiku ini, tapi aku pasti akan membujuknya, setelah semuanya klik aku baru akan memberi tahukan nya, hitung-hitung surprise untuk nya dan aku harap kemarahanya nanti hanya sekejap.***
No comments:
Post a Comment