Assalamu'alaykum, selamat datang di blog sederhana saya, selamat membaca! silahkan berkomentar & tinggalkan link anda untuk di kunjungi, terima kasih

Thursday, 25 December 2008

Bukan Tentangku, Tapi tentang RIANA

Panggil aku Riana, ini nama yang di berikan oleh kedua orang tua angkatku. Kata orang-orang ibu kandungku meraih gelar syahid ketika melahirkanku InsyaAllah, secara otomatis aku tidak mengenal beliau sama sekali, aku juga tidak tau wajahnya, karena satu foto pun tidak aku punyai. Aku masih memiliki ayah kandung, juga kakak-kakak kandung yang sudah dewasa tapi mereka telah punya kehidupan sendiri bersama keluarga mereka. Ayah menikah lagi dengan wanita yang telah memiliki dua anak, kemudian dari pernikahan mereka lahirlah adik ku, yang berbeda ibu denganku.

Kehidupanku, menjadi anak tunggal dari pasangan suami istri yang belum juga di anugrahi momongan setelah bertahun-tahun menikah, tapi cara mereka menyayangiku lain, aku tidak mengerti apa ini satu bentuk mencurahkan kasih sayang atau kekesalan karena aku yang di ambil anak tidak juga membantu mereka mendapatkan buah hati? (kata orang dengan memiliki bayi, itu bentuk pancingan agar segera di karuniai anak). Kata-kata kedua orang tuaku kasar , tangan mereka juga tidak segan-segan membantu kekasaran bukan hanya melukai hati tapi juga meberikan bekas membiru di tubuhku, tapi tidak apa karena aku anggap ini biasa ,mungkin karena terbiasa , orang-orang selalu berpendapat bahwa kedua orang tua angkatku bersikap begitu karena aku bandel, dedel dan lain sebagainya sebagai bentuk keburukan sifatku, tapi apa peduliku? Toh mereka juga tidak akan mengerti apa-apa yang kurasakan.

Otak ku dedel (bego orang bilang)? Itu memang benar, aku tidak akan menutupinya karena inilah kekuranganku, aku beberapa kali tidak naik kelas dan selalu berada di rangking nomor satu dari bawah, aku tidak tau kenapa, karena memang otak ku tidak cerdas, dan juga aku tidak punya cukup waktu untuk belajar, aku ini pekerja keras, sejak kecil sudah harus membantu kedua orang tua angkatku, karena mereka bukanlah orang berada.

Kegiatanku, aku di belikan satu ekor kambing, dan aku adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas kambingku ini, usiaku 15 tahun , tapi aku masih kelas satu SMP, jangan heran sahabat seperti yang ku katakan sebelumnya, aku ini berotak dedel dan pernah tidak naik kelas, dan keberuntunganku bisa melanjutkan sekolah satu SMP, (ini kebaikan orang tua angkatku) dan karena kebaikan-kebaikan mereka meski dengan penyampaian yang menyakiti itulah alasan kenapa aku menyayangi mereka. Kambing yang akhirnya berjumlah lebih dari satu inilah sahabat karibku, tempat berbagi cerita (orang pikir aku pasti gila) tapi terserah mereka mau bilang apa, tapi yang jelas aku akan lebih lega jika menangis di depan mereka, karena siapa lagi yang akan mendengarkanku? tidak ada!!! ayah, mbak dan mas kandungku sudah menganggapku tak ada dan bukan tanggung jawab mereka lagi .

Ayah kandungku meninggal , ketika aku menginjak kelas dua SMP, dan kini aku resmi menjadi yatim piatu , aku tidak akan berani lagi kerumah mereka karena ibu dan saudara-saudara tiriku tidak menyukaiku. Kini tak ada satu orangpun yang bisa ku harapkan selain belas kasih kedua orang tua angkatku, dan aku harus menjalaninya dengan penuh syukur, bekerja keras di sawah sepulang sekolah, menerima makian juga cambukan meski usiaku telah beranjak dewasa, ya aku telah menjadi seorang gadis remaja dan seharusnya mereka memperlakukanku lebih layak. Tapi ya sudahlah, ini memang jalan hidupku di syukuri saja apa adanya.

Aku menyayangi kedua orang tua angkatku, hari ini , kemarin atau mungkin besok mereka di penuhi khilaf karena menyakiti ku, padahal aku tau Allah jelas-jelas berfirman dalam surat Al Mauun bahwa orang yang mendustakan agama adalah orang yang menghardik anak yatim. Ah semoga Allah mengampuni mereka, karena aku menyayangi mereka, hanya akulah yang di harapkan untuk usia senja mereka kelak.

Dan untuk mu sahabatku, bersyukurlah !!!! aku tidak begitu menderita, karena aku bersyukur dan menerima apa adanya, masih banyak sahabat kita di belahan dunia harus merangkak memohon belas kasih untuk bisa hidup , ini adalah sepenggal kisah, aku tidak bisa meramalkan akhir dari kisahku, karena memang setiap orang akan mempunyai akhir kisah yang berbeda, dan selagi kita bisa bersyukur, maka bersyukurlah. Kata orang bijak kebahagiaan tidak datang kepada kita tapi kitalah yang harus menjemputnya, ukuran kebahagiaan setiap orang memang berbeda tapi menjadi orang yang bersyukur itu adalah bentuk kebahagiaan.

“di ceritakan oleh penulis, atas kejadian yang ia amati”

Batam , 12 Desember 2008

tini

1 comment: